Sunday, August 14, 2016

Sengatan Listrik Rumah Tangga dan Pencegahannya






















Istilah luka bakar tentu sering kita dengar. Seringkali, luka bakar dihubungkan dengan luka akibat api, padahal penyebab luka bakar sangat beragam. Sejauh ini, luka bakar paling sering terjadi di rumah tangga. Selain api, luka bakar dapat disebabkan oleh cairan panas, ledakan, dan sengatan listrik. Di Amerika Serikat, terjadi kurang lebih 1000 kematian setiap tahun akibat luka bakar listrik. Mengingat hampir setiap orang di jaman ini menggunakan listrik di rumah, penting sekali untuk mencegah luka bakar akibat sengatan listrik. 

Luka bakar akibat sengatan listrik mengakibatkan kerusakan tidak hanya pada kulit, namun juga pada saraf, otot sampai tendon, dan tulang. Aliran listrik yang melewati tubuh dapat menghasilkan panas yang membakar kulit maupun jaringan yang lebih dalam. Cukup berat, bukan? Oleh karena itulah perlu pengetahuan yang rinci mengenai sengatan listrik dan cara mencegahnya, terutama di lingkungan rumah tangga. Keparahan  cedera sengatan listrik ditentukan oleh tegangan, tahanan terhadap aliran listrik, lamanya sengatan, dan tipe aliran (AC atau DC). 

Berdasarkan tegangan, luka bakar listrik dibagi dua, yakni cedera voltase rendah (sampai 1.000 volt) dan voltase tinggi (>1000 volt).  Tahanan tubuh terhadap aliran listrik ditentukan oleh kandungan air dan elektrolit pada bagian tubuh yang terkena kontak. Pembuluh darah, otot, dan saraf mengandung air dan elektrolit lebih banyak, sehingga tahanannya rendah dan menjadi konduktor yang baik dibanding kulit, tulang, dan lemak. Listrik rumah tangga dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah arus AC bertegangan 220 volt. 

Arus DC tegangan tinggi menyebabkan satu kedutan otot kuat yang dapat melemparkan korban dari sumber listrik. Lemparan ini menyebabkan sengatan terjadi lebih singkat. Sebaliknya, pada tegangan sama arus AC tiga kali lebih berbahaya dibandingkan aliran DC. Hal itu akibat adanya aliran bolak-balik menyebabkan kedutan otot berkali-kali dalam waktu singkat sehingga justru memperlama sengatan listrik. 

Sama dengan luka bakar lain, luka bakar akibat listrik juga memerlukan penanganan komprehensif di rumah sakit. Aktivitas listrik jantung, otak, dan otot perlu direkam untuk menentukan terapi dan memperkirakan pemulihan maupun kecacatan. Sampaikan kepada dokter bagaimana sengatan bisa terjadi. Dokter memerlukan informasi tersebut untuk menentukan penanganan terbaik bagi korban.

Pencegahan sengatan listrik rumah tangga sebenarnya tidak sulit. Pertama, ketahui dan pelajari karakteristik setiap peralatan listrik di rumah termasuk bola lampu. Karakteristik ini meliputi tegangan yang diperlukan, daya yang dikonsumsi, cara pemasangan, saran keamanan dari pabrik, dan lain-lain. Kenali juga sifat barang-barang dalam hal penghantaran listrik. Secara umum ada bahan konduktor yang mudah menghantarkan listrik seperti logam dan bahan isolator yang kurang menghantarkan listrik seperti misalnya kain dan kertas. Prinsipnya, listrik selalu berusaha mengalir ke ground melewati suatu hantaran.

Prinsip pencegahan kedua adalah selalu mematikan listrik ketika tidak digunakan dan apabila memerlukan perbaikan. Setiap orang perlu mengetahui batas kemampuan pribadi, karena tidak semua alat listrik bisa diperbaiki sendiri. Peralatan pelindung diri, misalnya sarung tangan dan testpen untuk memeriksa aliran listrik harus selalu digunakan. Bila akan memasang paku atau mengebor tembok, pastikan tidak ada saluran listrik di dalam tembok. 

Ketiga, selalu lakukan kebiasaan baik dalam memperlakukan stop kontak listrik. Kebiasaan baik ini meliputi penutupan stop kontak untuk mencegah anak-anak terpapar listrik, tidak mencabangkan stop kontak untuk lebih dari dua peralatan, memastikan tidak ada air di sekitar peralatan listrik, dan selalu mematikan listrik sendiri bila tidak digunakan. Ketika mencabut steker dari stop kontak, jangan menarik kabel karena akan menimbulkan regangan tambahan. Regangan ini dapat membuka kabel dari steker mengakibatkan sengatan listrik. 

Beberapa kebiasaan baik dalam memperlakukan sumber listrik perlu juga diajarkan pada anggota keluarga. Kebiasaan ini misalnya tidak menggunakan kabel ekstensi secara permanen, menempatkan kabel ekstensi di bawah karpet atau permadani, tidak mengeringkan baju di atas peralatan listrik (misalnya pemanas air atau oven listrik), dan selalu memeriksa stop kontak dan steker listrik terhadap kemungkinan aus. 

Bila ada rencana membangun rumah atau menambah bangunan, perhatikan beberapa hal penting seperti rancangan stop kontak, penggunaan kabel bermutu tinggi, dan pemilihan instalatur listrik atau badan usaha penunjang tenaga listrik (BUPTL). Lapisan keamanan pertama dalam pemasangan instalasi listrik rumah tangga adalah pemasangan kotak sekering dan pengebumian listrik. Pada alat-alat dengan daya besar seperti misalnya penyejuk udara dan pemanas air, pertimbangkan pemasangan sekering tersendiri. 

Keamanan pemasangan instalasi listrik juga perlu diperhatikan pada tempat-tempat khusus seperti misalnya aliran listrik di taman, pemasangan pemanas air, pemasangan penyejuk udara, dan dapur. Dengan banyaknya kebutuhan peralatan listrik di rumah, jumlah stop kontak di ruangan perlu dipertimbangkan. Empat adalah jumlah yang cukup untuk kebutuhan peralatan listrik di satu ruangan. ­­

Dapat disimpulkan bahwa cedera yang ditimbulkan oleh sengatan listrik cukup besar pengaruhnya pada kualitas hidup manusia. Manusia modern hampir tidak dapat lepas dari kebutuhan terhadap listrik. Merancang dan memperlakukan instalasi listrik di rumah dengan bijaksana adalah langkah penting pencegahan sengatan listrik di rumah. Dengan perilaku bijaksana terhadap listrik rumah tangga, diharapkan sengatan listrik tidak terjadi. Semoga bermanfaat!

-EAN-

1 comment:

  1. Impotensi adalah penyakit disfungsi seksual yang dialami oleh laki-laki. Impotensi atau disfungsi ereksi menyebabkan seseorang tidak mampu berereksi maupun mempertahankan ereksi kemaluannya, sehingga kegiatan seksual terhambat. Pada umumnya, kaum laki-laki yang telah berusia lanjut diketahui bisa sering mengalami gangguan tersebut, namun perlu diingat bahwa tidak semua laki-laki yang telah berumur akan mengalami hambatan seksual itu. Sehingga apabila gangguan tersebut terjadi pada diri seseorang, apalagi apabila usianya masih di bawah 50 tahun, maka sebaiknya orang tersebut tidak memakluminya dan segera memeriksakan diri ke dokter yang memiliki kapasitas untuk menangani permasalahan tersebut. Biasanya seorang pria akan mulai mengalami gangguan tersebut pada usia 65 tahun atau 75 tahun.

    Sebab-Sebab Impotensi Terjadi

    Ada beberapa sebab yang bisa membuat seseorang mengalami disfungsi ereksi. Penyebab-penyebab impotensi bisa kita kategorikan menjadi beberapa faktor, yaitu akibat faktor kelainan, akibat faktor kerusakan syaraf, maupun akibat faktor psikis. Faktor kelainan yang bisa menyebabkan masalah impotensi diantaranya yaitu kelainan persyarafan, kelainan penis, kelainan pembuluh darah, dan lain-lain. Selanjutnya faktor kerusakan yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi diantaranya adalah karena cidera, serangan penyakit, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, mengkonsumsi alkohol berlebih, merokok, dan lain-lain. Lalu faktor psikis yang dapat menyebabkan seorang pria mengalami impotensi diantaranya yaitu kekhawatiran atau perasaan takut yang berlebihan terhadap keintiman, kecemasan yang berlebihan, depresi, bimbang akan jati diri dan jenis kelaminnya, dan lain-lain.

    Sumber: https://pulauherbal.com/jurnal/298-faktor-penyebab-dan-cara-menghindari-impotensi.html

    Andrologi | Mengatasi ejakulasi dini

    Infeksi saluran kemih | Gangguan fungsi seksual

    Klik chat | Free chat

    ReplyDelete