PENDAHULUAN
Kanker payudara
adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara termasuk saluran
kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh infiltratif,
destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana, 2008).
Kanker payudara merupakan penyakit
yang ditakuti para wanita. Saat seorang wanita
didiagnosa menderita kanker payudara dan dokter menyarankan untuk
operasi pembuangan payudara sebagian atau seluruhnya (mastektomi), maka sang
wanita mendapat pilihan yang sulit antara nyawa dan kesempurnaan sebagai wanita.
Pilihan yang dimiliki wanita yang telah dilakukan operasi
pembuangan payudara yaitu menerima kenyataan yang ada (tidak memiliki payudara)
atau memakai payudara tiruan (prothesis). Bedah plastik rekontruksi menawarkan
pilihan ketiga yaitu melakukan operasi rekonstruksi dengan tujuan membentuk
payudara dengan ukuran, bentuk, serta posisi yang sesuai dengan payudara
sebelumnya dan berusaha seperti jaringan dengan konsistensi yang semirip mungkin.
REKONSTRUKSI
POST MASTEKTOMI
Rekonstruksi payudara post mastektomi merupakan prosedur
operasi rekontruksi payudara setelah mastektomi yang dimaksudkan untuk
memperbaiki bentuk payudara. Rekonstruksi payudara dapat dilakukan bersamaan
atau sesaat setelah mastektomi (immediate
reconstruction), dan beberapa saat kemudian atau setelah terapi radiasi
post mastektomi (delayed reconstruction).
Secara umum ada dua jenis rekonstruksi payudara, yaitu : 1,2,4
1.
Rekonstruksi
dengan implan (non autogenous)
2.
Rekonstruksi
menggunakan jaringan tubuh sendiri (autogenous)
Rekonstruksi
dengan Implan (non autogenous)
Rekonstruksi non autogenous dapat berupa:
- Rekonstruksi payudara menggunakan implan permanen.
Implan yang digunakan umumnya berupa balon berbahan dasar
silikon, dan berisi gel silikon atau cairan fisiologis (saline).
- Rekonstruksi payudara dengan tissue expander.
Salah
satu yang faktor penting agar mendapatkan bentuk payudara yang baik dan nyaman adalah
menentukan lokasi implant. Ada 2 pilihan tempat untuk menempatkan implan
payudara yaitu dibawah kelenjar payudara dan diatas jaringan otot dada
(subglandular) atau dibawah jaringan otot dada (subpectoral)2,4
Pada pasien yang kulitnya terbatas, dapat diperluas
dengan cara menyisipkan implan untuk tissue
expander di bawah otot dada dan secara gradual mengisinya dengan cairan
fisiologis steril setiap beberapa minggu.
Rekonstruksi menggunakan
jaringan tubuh sendiri (autogenous)
Apabila pasein tidak bersedia dilakukan rekontruksi
dengan menggunakan implan, maka dapat digunakan cara rekontruksi lain yaitu
menggunakan otot dengan/tanpa jaringan lemak dan kulit dari bagian tubuh
penderita sendiri. Teknik ini dapat digunakan jika banyak jaringan payudara
yang diangkat (termasuk otot dada) atau elastisitas kulit yang jelek akibat
radioterapi. Teknik ini dapat dilakukan sebagai rekonstruksi dini setelah
mastektomi bagi pasien yang akan menjalani radioterapi.
Tehnik
rekonstruksi payudara autogenous (flap) yang sering digunakan antara lain:
- Transverse Rectus Abdominis Muscle (TRAM) flap
Prosedur ini memindahkan jaringan dan otot dari perut
(dinding perut bagian bawah) untuk merekonstruksi payudara. Prosedur ini juga
menghasilkan pengencangan perut bagian bawah (tummy tuck).
Kelebihan utama dari TRAM flap yaitu menghasilkan
konsistensi payudara yang mirip dengan payudara yang normal dan menempati
posisi yang pas di dada.
Transverse
Rectus Abdominis Muscle (TRAM)
flap termasuk musculocutaneous flap
yang dapat digunakan baik
sebagai pedicled TRAM flap dan free TRAM flap.
Transverse
Rectus Abdominis Muscle (TRAM)
flap menggunakan suplai perdarahan dari arteri epigastrika inferior. Pada free TRAM flap, flap kulit dan jaringan
lemak divaskularisasi dari pembuluh darah perforator pada muskulus rectus
abdominis. Walaupun muskulus ini dialiri oleh dua sumber perdarahan (arteri
epigastrika superior dan inferior), teknik operasi ini hanya menggunakan sistem
arteri epigastrika inferior.5,8
Jika pembuluh darah primer yang digunakan adalah arteri
epigastrika inferior profundus maka disebut Deep
Inferior Epigastric Perforator Flap (DIEP) flap, sedangkan jika arteri
epigastrika inferior superfisial yang digunakan maka disebut Superficial Inferior Epigastic Perforator (SIEP)
flap.
Beberapa indikasi relatif dari free TRAM flap:6,7,9
1.
Penggunaan
suplai arteri epigastrika superior pada operasi sebelumnya sehingga prosedur pedicled TRAM flap tidak dapat
dilakukan.
2.
Mastektomi
radikal dengan defek jaringan yang luas
3.
Pasien dengan
riwayat radioterapi pada dinding dada.
4.
Jaringan
payudara kontralateral yang terlalu besar maupun terlalu kecil, sehingga sulit
disesuaikan bila menggunakan implan.
5.
Riwayat
kegagalan rekonstruksi payudara dengan implan.
6.
Jaringan
abdominal yang berlebih, dan pasien juga ingin menjalani abdominoplasty (tummy tuck).
7.
Pasien ingin
mempertahankan fungsi otot abdomen.
- Latissimus dorsi flap
Latissimus Dorsi flap termasuk musculocutaneous
flap yang juga dapat
digunakan baik sebagai pedicled flap maupun sebagai free flap.
Pedicled flap ini dapat dipakai untuk mempertahankan estetik payudara yang menjalani
lumpektomi ataupun radioterapi, selain itu juga sebagai tambahan pada nekrosis
flap parsial ataupun pada kasus rekurensi pada payudara yang telah
direkonstruksi dengan teknik flap lainnya.
Kelebihan latissimus dorsi free
flap:
1. Otot ini mempunyai pedikel
vaskular yang panjang dengan diameter pembuluh darah yang adekuat untuk
mikroanastomosis.
2. Pengambilan flap relatif mudah,
dengan luas jaringan kulit yang sesuai.
3. Dengan pedikel vaskular yang
panjang, arteri mammaria ataupun thorakodorsal dapat menjadi pembuluh darah
resipien.
Kekurangan latissimus dorsi free
flap :
1. Ukuran otot yang ditransfer
relatif besar, sehingga apabila terjadi atrofi otot di kemudian hari, akan
mempunyai ukuran berbeda dengan ukuran yang dilihat pada saat operasi.
2. Pada pasien yang kurus, sulit
melakukan penjahitan primer daerah donor.
- Gluteal flap
Gluteal
flap merupakan teknik free flap yang memindahkan jaringan termasuk jaringan
otot dari bokong ke daerah payudara.2,4 Prosedur ini terbagi menjadi
dua teknik, yaitu : superior
gluteal flap dan Inferior
gluteal flap.
Superior gluteal flap
dan inferior gluteal flap umumnya diindikasikan untuk pasien
yang mengalami kegagalan dengan prosedur TRAM flap, atau pasien yang kurus.
Keuntungan dari penggunaan superior gluteal flap
adalah prosedur ini akan menimbulkan jaringan parut minimal dikarenakan daerah
donor di gluteus dapat ditutup primer, tidak menimbulkan luka pada daerah
abdomen sehingga mencegah timbulnya hernia dan pasien dapat beraktifitas normal
setelah 3 minggu post operasi4,12 Kerugian dari flap ini yaitu elevasi flap dan mastektomi
sulit dilakukan secara simultan kecuali pada posisi lateral dekubitus, dan flap
ini mempunyai pedikel yang pendek.
Keuntungan dari penggunaan inferior gluteal flap
adalah vena yang digunakan mempunyai diameter yang lebih besar, dan jaringan
parut yang timbul sesuai dengan garis kulit di gluteus.12 Pengambilan flap ini cukup sulit untuk dilakukan bersamaan dengan
mastektomi secara simultan, dan perlu kehati-hatian karena nervus sciatikus
sangat berdekatan dengan vaskular gluteus inferior. 1.12
REKONSTRUKSI
AREOLA DAN PUTING PAYUDARA
Operasi mastektomi turut mengangkat bagian areola dan
puting payudara, sehingga perlu dilakukan operasi untuk merekonstruksi puting
payudara. Operasi ini dilakukan beberapa bulan setelah operasi rekonstruksi
payudara dimana proses penyembuhan luka payudara yang baru sudah adekuat.
Puting yang direkonstruksi akan membantu tampilan hasil dari payudara namun
tidak memiliki sensitifitas seperti puting sebelumnya.
KESIMPULAN
Setiap
pasien yang telah mastektomi sebaiknya ditawarkan prosedur rekonstruksi payudara.
Prosedur rekonstruksi payudara yang paling banyak dilakukan adalah implantasi
protesis gel silikon di antara muskulus
pektoralis mayor dan minor. Sebagai pilihan
rekonstruksi yang lain, dapat digunakan jaringan tubuh sendiri (autogenous)..
Dewasa ini, rekonstruksi payudara diharapkan dapat
membantu kualitas hidup pasien yang telah menjalani mastektomi. Hasil
rekonstruksi yang terbaik bagi pasien tentu menjadi tantangan tersendiri bagi
dokter yang mempunyai spesialisasi terhadap bidang ini. Diharapkan kemajuan
ilmu kedokteran di bidang rekonstruksi payudara ini terus dikembangkan pada
masa yang akan datang. (IYL/RIZ)
REFERENSI
1. Iswinarno,
DS. Rekonstruksi payudara setelah mastektomi. Surabaya; 2015
2. Grabb
& Smith’s Plastic Surgery 7th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
3. Slavin,
SA. Plastic Surgery Indications & Practice. Philadelphia: Elsevier Inc;
2009.
4. Spear,
SL. Mathes Plastic Surgery vol.6th . Philadelphia: Saunders Elsevir;
2006.
5. Dicky,
R. & Virginia, S. Breast Reconstruction : Your Choice. Royal Hampshire
County Hospital; 2008
Salah satu operasi bedah plastik yang populer adalh membuat lesung pipi
ReplyDelete